29 March 2008

Remastering Ubuntu 7.10 dan Freelib

Tool remastering yang saya gunakan untuk mempaketkan aplikasi freelib ke dalam Ubuntu 7.10 adalah 'remastersys'. Sebetulnya ini paket dari Linux Mint 4.0. Saya gunakan ini agar lebih mudah menambahkan paket program di luar repository atau file/folder lainnya yang ingin kita tambahkan.

Beberapa 'bugs' yang saya temukan pada hasil remastering Ubuntu 7.10 dengan remastersys diantaranya adalah tidak jarang aplikasi ubiquity (wizard instalasi pada Live CD) tidak berjalan saat Live CD menjalankan Live Desktop secara penuh. Kemudian yang sampai sekarang saya belum tau penyebabnya yaitu user pada proses wizard instalasi tidak berhasil ter-create pada hasil instalasi. Makanya saya gunakan saja opsi 'backup' pada remastersys kemudian dengan lisan menyarankan user untuk membuat user baru setelah instalasi jika tidak ingin menggunakan user default (username : freelib) :-[ .

Berikut langkah-langkah yang saya lakukan :

1. Persiapan :
a. Komputer dengan RAM >= 384MB, Partisi Harddisk ±5GB
b. CD Live Ubuntu 7.10 Desktop dan Minibuntu 7.10
c. Aplikasi freelib (didalam folder freelib)
d. Koneksi ke Internet


2. Saya instal fresh Ubuntu 7.10 Desktop dengan konfigurasi :
sudo username : freelib, password : freelib
root password : root

3. Dengan menggunakan synaptic, saya remove beberapa aplikasi agar nanti hasil remasteringnya setelah ditambahkan bermacam aplikasi tetap muat di dalam CD (maksimal 700MB).
Tips: Aplikasi yang diremove adalah aplikasi hasil terkaan saya saja yang kira-kira tidak 'urgen' digunakan, aplikasi yang bukan depedencies bagi aplikasi urgen lainnya, dan aplikasi yang fungsinya sudah tercover oleh aplikasi lainnya. Aplikasi yang saya remove pada remastering kemarin adalah :

cdrdao, wodim, diveintopython, ed, nano, bogofilter, bluetooth, evolution, gnome-pilot, ekiga, eog, f-spot, gnome-games, serpentine, vino, fortunes, gimp, xsane, bittorrent, tomboy, openoffice.org-thesaurus

4. Saya tambahkan source repository pada /etc/apt/sources.list seperti di bawah ini, kemudian synaptic saya reload.

# repository ubuntu dan updates
deb ftp://ubuntu.indika.net.id/ubuntu/ gutsy main universe restricted multiverse
deb ftp://ubuntu.indika.net.id/ubuntu/ gutsy-security universe main multiverse restricted
deb ftp://ubuntu.indika.net.id/ubuntu/ gutsy-updates universe main multiverse restricted
deb ftp://ubuntu.indika.net.id/ubuntu/ gutsy-proposed universe main multiverse restricted
deb ftp://ubuntu.indika.net.id/ubuntu/ gutsy-backports universe main multiverse restricted

# gambas 2
deb http://azores.linex.org/gambas-other/ gutsy main
deb http://xoomer.alice.it/pixel gutsy gambas

# remastersys
deb http://www.linuxmint.com/repository romeo/


5. Saya upgrade semua aplikasi dan instal beberapa aplikasi.
Tips : Aplikasi yang saya instal juga secukupnya (supaya tetap muat di dalam CD) yaitu yang saya anggap 'urgen' saja. Aplikasi yang saya instal pada remastering kemarin adalah :

gambas2, apache2, mysql-server, phpmyadmin, samba, nfs, proprietary audio+video format codecs, compizconfig, gparted, rar, unrar, remastersys.

*Kalau tidak salah, saat instalasi mysql-server dan phpmyadmin, akan ditanya versi apache yang digunakan dan root password untuk database mysql. Kemarin, mysql root passwordnya adalah root.
**Untuk menghemat bandwidth, sebelum upgrade dan install paket, copykan saja paket-paket .deb dari sistem ubuntu 7.10 terupdate yang lain ke dalam cache apt di /var/cache/apt.
***Atau bisa juga klo tidak mau pake internet tapi yakin paket-paket .debnya sudah ada semua dan cukup terupdate, buat sendiri saja repository lokal di dalam harddisk. (Ini hanya untuk tingkat lanjut :-) )

6. Supaya juga menghemat kapasitas hasil remastering, saya hapus paket-paket yang terdownload di dalam cache apt setelah saya backup (backup bisa bermanfaat untuk keperluan ** atau ***)

7. Saya copy folder freelib ke direktori /opt kemudian saya ubah izinnya ke 755
$ sudo cp -r /media/partisi4/freelib /opt/
$ sudo chmod -R 755 /opt/freelib

8. Saya buat shortcut (symbolic link) freelib di /home/freelib/ (supaya user nggak bingung nyarinya :-D )
$ ln -s /opt/freelib /home/freelib/freelib

9. Saya buat shotcut phpmyadmin di root direktori web apache2 (supaya phpmyadmin bisa diakses langsung dari browser http://localhost/phpmyadmin)
$ sudo ln -s /usr/share/phpmyadmin /var/www/phpmyadmin

10. Saya mulai proses remastering dengan metode backup
$ sudo remastersys backup custom.iso

Ketika diminta memasukan CD basis Ubuntu, saya masukan CD Minibuntu 7.10 (karena kapasitasnya lebih kecil dibanding Ubuntu 7.10 Desktop).
Hasil remastering dalam bentuk file iso (custom.iso) akan berada di direktori /home/remastersys.
Jika kita menginginkan hasil remastering muat di dalam CD sementara hasil dari proses remastering >700 MB, maka kita ulangi step 3 (meremove aplikasi lainnya) dan step 10.
Untuk menghapus direktori remastersys, gunakan perintah $ sudo remastersys clean

Semoga membantu :-)

--
Utian Ayuba

27 March 2008

Kampanye Menuju Indonesia Merdeka !! ;)

Post ini adalah balasan saya terhadap email yang memandang keliru Linux yang banyak beredar di beberapa milis.

Kampanye Menuju Indonesia Merdeka !!
KAMPANYE PEREDARAN SISTEM OPERASI SEHAT, KUAT, AMAN, MURAH, TERBUKA DAN BEBAS !

Menuju Indonesia Bebas Penjajahan !!

Mungkin anda berpikir "Kalau gua iseng-iseng nyoba ngebajak software, sekali aja... gua nggak bakal ketagihan!". Tapi kenyataan membuktikan bahwa :
1. Sejak dulu sampai awal tahun 2007, menurut survey BSA (Business Software Alliance - Sebuah aliansi beberapa vendor software terkemuka di dunia, seperti Microsoft, Adobe), pengguna software bajakan di Indonesia masih sekitar 85%.
2. Akhir-akhir ini, Masyarakat Telematika Indonesia yang juga melakukan survey terhadap pembajakan software di Indonesia memperoleh hasil bahwa pengguna software bajakan di Indonesia masih sekitar 75%.
Fakta ini menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia dari dulu sampai sekarang masih terbiasa membajak software. Sebagian sudah 'insyaf', dengan membeli secara resmi software-software proprietary dengan harga mahal atau menggunakan Linux dan FOSS (Free/Open Source Software) yang harganya jauh lebih murah bahkan bisa didapat gratis.

Banyak pandangan masyarakat yang salah terhadap Linux. Itu dapat kita pahami karena kemungkinan besar mereka belum mengerti betul teknologi dan filosofi yang dibawa Linux.

1. Isu : Mempelajari Linux Sulit. Fakta : Mempelajari Linux dianggap sulit hanya bagi orang yang sudah terbiasa menggunakan satu sistem operasi dan dia tidak mau mempelajari sistem operasi lain. Linux akan lebih mudah dipelajari bagi orang yang sebelumnya belum mengenal sistem operasi lain. Jika istilah 'mudah' digunakan untuk menggambarkan pemakaian sistem operasi dengan interface grafis, maka Linux juga memiliki kemudahan ini. Linux membedakan definisi 'user friendly' dan 'eye candy'. Bagi Linux, user friendly berarti penggunaan yang bersahabat yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan pengguna. Di Linux, interface grafis (eye candy) merupakan salah satu pilihan penggunaan yang 'user friendly'. Celakanya, istilah 'user friendly' sudah lebih dulu didefinisikan sebagai interface grafis oleh pengguna sistem operasi proprietary.

2. Isu : Pecandu Linux akan menganggap semua gratis. Fakta : Pecandu Linux pasti mengerti arti 'free' dalam istilah 'free software'. 'Free' dalam istilah 'free software' berarti 'kebebasan, kemerdekaan' bukan 'gratis'. Kebebasan yang dimaksud juga bukannya tanpa aturan (nirlisensi) tapi justru aturannya yang membebaskan (lisensi free/open source software). Kebebasan ini juga membebaskan siapapun untuk menjual sebuah distribusi linux dan atau foss lainnya dengan gratis, murah ataupun mahal.

3. Isu : Linux memberi pengaruh buruk. Fakta : Linux justru memotivasi seseorang atau bangsa menjadi rajin belajar, mandiri dan merdeka. Linux tidak pernah memotivasi siapapun untuk membajak, dan ini berlaku bagi siapapun di negara maju, negara berkembang, atau pun negara terbelakang.

4. Isu : Pecandu Linux tidak menghargai Programmer. Fakta : Dari sisi programmer, seorang programmer akan merasa tidak dihargai jika merilis suatu program proprietary kemudian program tersebut dibajak. Lain ceritanya jika programmer tersebut merilis dengan lisensi FOSS, tentu dia akan senang sekali jika program yang dibuatnya digunakan dan diperbaiki oleh banyak orang. Kompesasi yang diharapkan oleh programmer FOSS tidak sempit hanya sekedar berupa materi. Kemajuan teknologi yang dapat dibangun dan dirasakan bersama adalah salah satu motivasi utamanya. Tambah lagi bahwa membuka ide program bagi programmer FOSS tidak akan menghabiskan ide di kepalanya. Tapi sebaliknya, ini malah memotivasi para programmer FOSS untuk dapat terus berinovasi. Kenapa programer proprietary menutup kode programmnya? Karena kalau kode programnya sudah diketahui orang lain dia tidak bisa membuat ide program baru, bukan?
Dari sisi pecandu, dengan penuh kebebasan para pecandu dapat menghargai dan berkontribusi dengan berbagai cara. membeli, menggunakan, mendistribusikan, memberi donasi, atau terlibat langsung dalam pengembangan.

5. Isu : Zat kernel membuat pusing. Fakta : Ini hal terbodoh jika dikatakan oleh orang yang mengerti sistem operasi. Kernel adalah inti dari sitem operasi yang menjadi pondasi komunikasi antara hardware dan user melalui aplikasi. Apapun sistem operasinya, Unix, Mac OS, Windows, GNU/Linux, BSD, Solaris pasti punya kernel. Tidak ada hubungan fisik langsung apapun yang dapat menyebabkan sebuah kernel dapat membuat pusing manusia.

6. Isu : Pecandu Linux kehilangan teman dan kehidupan sosial. Fakta : Isu ini sangat tidak berhubungan dengan objek yang dicandu-nya (apapun itu, misalkan motor bagi pecandu motor, coklat bagi pecandu coklat). Isu ini hanya bergantung kepada subjek pecandunya. Jadi, pecandu Windows Server juga bisa kehilangan teman dan kehidupan sosialnya jika terlalu lama mengurusi servernya.

7. Isu : Pecandu Linux fanatik terhadap aplikasi Firefox, Apache HTTP, MySQL, PHP dan anti terhadap aplikasi proprietary. Fakta : Aplikasi-aplikasi tersebut memang terbukti tangguh dibanding kompetitornya. Selain itu, mereka juga dapat berjalan di sistem operasi lain termasuk sistem operasi proprietary. Tambah lagi, selain harganya yang sangat murah dan malah bisa didapat gratis, aplikasi-aplikasi tersebut adalah aplikasi-aplikasi yang terbuka dan merdeka. Aplikasi selain aplikasi tersebut tentu masih jadi pilihan, tapi bagi pecandu Linux, tentu saja aplikasi selain FOSS bukan pilihan utama.

8. Isu : FOSS adalah tunggangan bagi kompetitor untuk menjatuhkan Microsoft. Fakta : Sebagian pecandu Linux (penganut paham Software Bebas FSF) memang menganggap proprietary software (termasuk produk yang dirilis Microsoft sebagai musuh/masalah), sebagian lagi (penganut paham Software Terbuka OSI) masih bisa berteman dengan produk proprietary. Yang terpenting dari hal ini adalah bahwa sudah seharusnya teknologi informasi dalam bentuk apapun tidak dimonopoli dan dikuasai oleh satu pihak saja. Kalaupun akhirnya gelombang Linux dan FOSS dapat menjatuhkan proprietary software, ini tidak akan menjadi kemenangan satu atau beberapa vendor Linux dan FOSS, tapi menjadi kemenangan (kemerdekaan) bersama. Dan tidak akan pernah ada satu atau beberapa pihakpun yang bisa memonopoli dan menguasai Linux dan FOSS. Tidak bagi Linus Trovalds sekalipun, tidak bagi Richard Stallman, tidak bagi Sun, tidak bagi IBM, atau siapapun.

9. Isu : Selebritis dibayar untuk menggunakan Linux. Fakta : Siapapun setelah memahami teknologi dan filosofi kebaikan yang dibawa Linux akan senang hati berkampanye dan beradvokasi tentang Linux, baik dibayar ataupun tidak.

10. Isu : Vendor Linux dan FOSS tidak percaya diri bergerak sendiri untuk menjatuhkan Microsoft. Fakta : Sampai saat ini Apache HTTP masih bergerak sendiri dan sudah menjatuhkan IIS dan PWS. MySQL sudah menjatuhkan MS SQL Server jauh hari sebelum MySQL diakuisisi oleh Sun.

11. Isu : Pengguna Linux menganggap pengguna non-Linux jauh lebih bodoh. Fakta : Pengguna Linux yang memahami konsep terbuka dan berbagi tidak pernah menganggap pengguna non-Linux bodoh. Justru para pengguna Linux saling membantu untuk memberikan pemahaman yang benar tentang apapun yang berkaitan dengan Linux dan FOSS.

Linux dan FOSS lainnya tidak memiliki efek buruk apapun bagi siapapun. Bahkan sebaliknya, Linux dapat memberi manfaat bagi siapapun yang terlibat di dalamnya.

Ciri-ciri pecandu Linux :
1. Mengambil manfaat dari Linux untuk menghasilkan 'produk' yang dapat dibagi bersama selain 'produk' yang dapat dimasukan ke dalam otak, perut dan dompet sendiri.
2. Suka film 'Antitrust', tapi lebih suka film 'Pirates of Sillicon Valley', 'Revolution OS' dan 'Elephants Dream'.
3. Memahami bahwa Microsoft telah memberikan dampak baik dan buruk bagi masyarakat dunia.
4. Anti-penjajahan dan menjunjung tinggi kemerdekaan dalam keteraturan.
5. Pada beberapa orang, lebih menyukai 'inner beauty' dibanding kecantikan palsu.

Tips menghindari penjajahan dan pembajakan software:
1. Gunakan aplikasi proprietary trial. Setelah masa waktu trial habis, jangan crack software-nya, uninstall saja.
2. Jangan pernah main ke toko-toko software bajakan.
3. Nggak usah belagu kebawa trend pake software proprietary baru yang padahal didapet dari bajakan dan nggak faham fungsionalitasnya.
4. Gunakan dana pembelian software proprietary untuk kebutuhan lain yang lebih penting dan lebih bermanfaat, misal untuk makan, pendidikan, pernikahan dan lain-lain.
5. Pastikan di setiap komputer di lingkungan anda berada sudah terinstal Linux dan atau FOSS lainnya.

Kisah mantan pecandu Windows Bajakan
"Nama gua Jack Sparrow (22 tahun), gua adalah mantan pecandu Windows bajakan. Sejak kecil gua rajin sembahyang dan ngaji dan bergaul sama temen-temen yang sholeh. Sampai suatu ketika, gua dapet pelajaran komputer waktu SMA. Yang dipelajari adalah Windows 98 dan Office 97. Gua seneng banget bisa belajar komputer. Karena gua suka banget, gua belajar sungguh-sungguh. Di kelas, gua selalu dapet nilai tertinggi untuk pelajaran komputer. Satu hal yang guru komputer gua nggak kasih tahu dan gua tahu sendiri dari browsing di internet adalah bahwa semua software yang gua pake belajar itu seharusnya dibeli resmi dan harganya ternyata nggak murah."

"Bokap gua ngedukung banget hobi komputer gua sampe-sampe gua dibeliin komputer rada canggih yang boleh ditaro di kamar gua sendiri. Komputer yang dibeliin bokap gua udah terinstal Windows 98 dan Office 97. Gua tahu softwarenya nggak asli, tapi tetep aja gua pake. Nggak lama setelah itu, dirilis Windows ME dan Office 2000. Gua mulai penasaran gimana rasanya rilisan barunya Microsoft itu. Pencarian akan software-software itu pun dimulai. Gua mulai tanya sana sini tentang gimana caranya dapetin software-software itu dengan harga murah. Seorang teman 'buruk' yang sudah berpengalaman di dunia komputer menunjukkan tempat jual software bajakan di dua ujung kota Jakarta. Gua pun bergegas pergi ke sana. Dan ternyata, gua dapet software yang gua mau dengan harga fantastis, murah abis.. Nggak cuma itu, gua pun dapet software-sotftware canggih lainnya lengkap dengan tools crack-nya yang harganya tetep murah juga."

"Dari situ lah gua mulai kecanduan. Gua mulai suka sendiri di kamar ngoprek-ngoprek software bajakan gua. Gua ngelupain bokap gua dan nasehatnya supaya gua jadi anak yang bener. Gua juga ngelupain nyokap gua dan nasehatnya supaya gua tetep jadi anak yang sholeh. Gua juga ngelupain kakak gua dan adek gua. Gua sangat menyukai komputer dengan software bajakan, dan ini tak terhentikan. Seminggu sebelum rilis Windows XP dan Office 2003, kedua software itu udah terinstal di komputer gua. Saat itu, tanpa perasaan bersalah sama sekali, gua sangat merasa bangga karena bisa pake software tercanggih lebih awal. Gua juga mulai kenal dengan kehidupan malam. Diam-diam setiap malam, gua pergi ke rumah temen-temen gua untuk menyebarkan software bajakan gua.

"Sampai akhirnya bokap nyokap gua curiga melihat kelakuan gua dan pada suatu hari mereka menggeledah kamar gua dan menemukan semua cd software bajakan gua dan komputer gua yang udah terinstal Windows dan ratusan aplikasi bajakan. Gua dimarahin abis-abisan. Bokap gua sampai ngamuk berat dan ngancurin semua koleksi software bajakan gua. Gua dibawa ke sebuah padepokan ketergantungan software bajakan di ujung Bogor. Awalnya gua ngerasa tersiksa banget, nggak betah karena digembleng dan dipaksa untuk nyobain Linux. Sampai gua faham sendiri tentang semua kebaikan yang dibawa Linux dan Software Bebas dan Terbuka lainnya. Linux juga dapat menyentuh sisi ruhani gua, sehingga gua sadar bahwa membajak adalah perbuatan kriminal dan berdosa. Linux adalah solusi yang cerdas, sehat, tangguh, aman, murah, terbuka dan merdeka bagi gua dan bagi siapapun."

"Hidup selalu dihadapkan pada pilihan, hanya bagi orang-orang yang berpikir, bernurani dan bermoral saja yang akan menjatuhkan pilihan pada yang terbaik. Sudah lama bangsa Indonesia terus terjajah dan sudah saatnya bulir-bulir kemerdekaan terus berkembang membajiri nusantara. Semoga Tuhan Memberkati Indonesia. Merdeka!!!"


--
Utian Ayuba